Kabupaten Ende dikenal sebagai Daerah yang memiliki beberapa Desa adat, salah satu Kampung Adat yang patutu untuk kita kunjungi adalah Kampung Adat Wologai.

Kampung Adat Wologai berada di lembah pegunungan dengan ketinggian 1.045 meter diatas permukaan laut, sehingga suasananya terasa sejuk dan menyenangkan.

Kita akan menyaksikan keindahan kampung Adat Wologai yang berbalut dengan alam. Lokasi Kampung Adat Wologai berada di Kecamatan Detusuko, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Jaraknya dari pusat kota Ende sekitar 43 meter, dengan waktu tempuh yang dibutuhkan kurang lebih satu jam setengah.

Akses menuju Kampung Adat Wologai bisa menggunakan roda dua, ataupun roda empat. Sudah terdapat Gapura tanpa pengenal awal masuk kampung

Mengenal Kampung Adat Wologai

Kampung Adat Wologai
Kampung Adat Wologai – Danial Firdaus

Kampung Adat Wologai diperkirakan usianya mencapai 8 abad atau 800 tahun. Bahkan terdapat mama di Kampung Adat Wologai yang usia nya mencapai 123 tahun.

Jika akan mengunjugi Kampung Adat Wologai, kita akan melihat bagaimana sebuah peradaban dibangun.

Rumah-rumah yang berpondasikan batu ceper, disusun dengan rapi. Kemudian diatasnya diatas ditaman batu pada sudut-sudut rumah.

Baca juga : 5 Desa Wisata Yang Ada di Manggarai

Wisata Kampung Adat Wologai
Wisata Kampung Adat Wologai

Rumah tersebut terbukti kuat hingga saat ini, meskipun usianya sudah ratusan tahun. Hal ini menjadi bukti bahwa nenek moyang kita memiliki peradaban yang hebat sejak zaman dahulu.

Kontur tanah di Kampung Adat Wologai sengaja dibuat tiga tingkatan, dengan posisi paling tinggi adalah altar untuk upacara adat

Masyarakat Kampung Adat Wologai sangat menjaga kebersihan. Lokasinya yang berada di Lembah gunung menjadikan wisatawan betah untuk berlama-lama di Wologai.

Rumah Adat Wologai

Rumah Adat Wologai
Rumah Adat Wologai – Kompas.id

Di Kampung Adat wologai terdapat kurang lebih 16 rumah adat, yang dibangun melingkar mengitari Tubu Kanga

Tubu Kanga merupakan pelataran yang posisinya lebih tinggi, digunakan untuk pelaksanaan ritual adat oleh Masyarakat Kampung Adat Wologai.

Arsitektur dari Rumah Adat Wologai terbilang unik dimana atapnya terbuat dari alang-alang dan ijuk, sedangkan dinding dan lantainya terbuat dari kayu.

Di teras depan rumah, terdapat tangga untuk masuk rumah. Tangga tersebut juga terbuat dari kayu dengan hanya terdiri dari dua tingkatan.

Baca juga : Kampung Adat Puutuga & Alat Musik Tradisionalnya

masyarakat Kampung Adat Wologai
masyarakat Kampung Adat Wologai

Teras depan rumah Kampung adat Wologai lebih tertutup, dengan diberi aksen pagar dari kayu. Dengan ukuran sekitar setengah meter.

Panjang bangunan Rumah Adat di Wologai sekitar 7 meter dengan lebarnya kurang lebih 5 meter. Sedangkan tingginya 4 meter.

Rumah di Kampung adat Wologai menyimbolkan mama, yang meneduhkan dan menyayangi. Di kolong rumah atau biasa disebut lewu, dahulu digunakan untuk ternak hewan seperti ayam dan babi

Filosofi Rumah Adat Wologai

eksterior rumah kampung adat wologai
Ukiran Payudara pada tiang rumah – kompas.id

Setiap kampung adat memiliki ciri khas rumah adat, meskipun basicnya sama terbuat dari kayu dan atap alang-alang namun perbedaannya terlihat pada arsitektur rumah.

Pada eksterior depan rumah Adat Wologai terdapat ukiran yang mengisahkan keseharian Masyarakat Kampung Adat Wologai.

Hal yang paling unik adalah ukiran payudara yang berada di tiang bagian depan rumah, yang menyimbolkan sebagai sumber kehidupan.

Rumah di Kampung Adat Wologai yang menyimbolkan sumber kehidupan bagi penghuninya, sehingga dalam proses Pembangunan rumah adat tidak boleh sembarangan.

Diperlukan ritual adat Naka Wisu sebelum proses Pembangunan rumah, yakni aturan memotong kayu di hutan sebagai tiang peyangga rumah. Ritual ini dilaksanakan di jam 12 malam, dengan menyembelih seekor ayam.

Upacara Adat Wologai

Upacara Kampung Adat Wologai
Upacara Kampung Adat Wologai

Di Kampung Adat Wologai terdapat 2 upacara adat, yakni keti uta yang merupakan upacara adat saat panen jagung dan kacang-kacang an yang dilaksanakan di bulan April.

Sedangkan upacara adat kedua adalah Ta’u Nggua, yang merupakan upacara adat panen padi. Upacara Ta’u Nggua dilaksanakan di bulan September.

Puncak dari Upacara Adat Ta’u Nggua adalah Pire, yang Masyarakat Kampung Adat tidak menjalankan aktivitas hariannya selama 7 hari

Setelah serangkaian upacara adat selesai, maka akan diakhiri dengan Gawi atau tarian. Masyarakat kampung adat Wologai adan menari bersama diatas pelataran tubu kanga.

Kampung Adat Wologai
Kampung Adat Wologai

Jika kita berkesempatan untuk mengunjungi Kampung Adat Wologai, jangan lupa untuk membeli kerajian kain tenun khas Kabupaten Ende.

Kain tenun ini ditenun oleh mama Kampung Wologai dengan penuh cinta, selain kain tenun anda juga bisa membeli tas dari kain tenun yang sangat lucu dan iconic.

Anda juga bisa membeli kerajian patung pahat, yang berbahan dasar kayu. Ukirannya sangat begitu detail dan ecofriendly. Membuat siapapun yang memandang terasa ingin membelinya.

Begitulah keunikan Kampung Adat Wologai, yang memiliki kekayaan alam dan budaya.

 

 

You might also enjoy:

× Chat Admin