Nusa Tenggara Timur dikenal memiliki banyak kampung Adat, hal ini menunjukkan bahwa di NTT merupakan daerah yang sudah memiliki peradaban sejak zaman megalitikum.
Tradisi dan budaya dari leluhur masih sangat dilestarikan hingga saat ini. Salah satu Kampung Adat yang menarik untuk kita kunjungi di Nusa Tenggara Timur adalah Kampung Adat Puutuga.
Letak Kampung Adat Puutuga
Kampung Adat Puutuga tertetak di Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur. Lokasi Kampung Adat Puutuga berdekatan dengan Kampung Adat Saga.
Sama-sama terletak di Kabupaten Ende, kedua kampung adat ini memiliki kesamaan dalam budaya dan rumah adat.
Jika dari Kampung Adat Saga menuju Kampung Adat Puutuga, waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar satu setengah jam, dengan jarak sejauh 25 KM.
Jika kita berkesempatan untuk mengunjungi Kabupaten Ende, kita bisa mengunjungi beberapa rumah adat yang terdapat di Kabupaten Ende seperti Kampung Adat Puutuga, Saga, Wologai dan Nggela.
Mengunjungi Kampung Adat Puutuga, kita akan melihat bagaimana masyarakatnya yang tetap berpegang teguh pada tradisi leluhur.
Hal ini terlihat dari rumah adat yang maish terus dilestraikan, dan kehidupan masyarakatnya yang damai, dan rukun.
Suasana Kampung Adat Puutuga
Awal masuk kampung adat puutuga, kita akan melihat beberapa makam dari leluhur. Kampung Adat Puutuga sangat asri dan terjaga kebersihannya.
Dari Kampung Adat Puutuga kita bisa melihat pusat Kota Ende dan hamparan Pantai nya yang indah kebiruan.
Sepanjang perjalanan menuju Kampung Adat Puutuga, kita bisa melihat banyak tanaman Cengkeh. Karna memang lokasi Kampung Adat Puutuga berada di Pegunungan.
Akses jalan menuju Rumah adat Puutuga pun sudah sangat baik. Bisa dilalui dengan roda empat ataupun roda dua.
Di Kampung Adat Putuuga, terdapat makam leluhur yang pernah menjabat sebagai Bupati Ende. Makam tersebut sangat dijaga oleh warga Kampung Adat Puutuga.
Rumah Adat Puutuga
Rumah adat atau dalam Bahasa setempat disebut Sa’o. Rumah adat Puutuga atasnya berbentuk limas, terbuat dari kayu dengan dilapisi alang-alang diatasnya.
Lantai dan dindingnya juga terbuat dari kayu, sehingga suasana dalam rumah terasa lebih sejuk.
Sedangkan pondasi dari rumah adat Puutuga terbuat dari bebatuan besar, yang seperti di tanam pada sudut-sudut rumah.
Ketinggian batu nya sekitar 60 sampai 100 meter dari permukaan tanah. Batu-batu tersebut ujungnya berbentuk ceper.
Sebelum proses Pembangunan rumah adat, biasanya terdapat ritual adat. Pada awal peletakan batu pertama dilakukan ritual adat oleh Mosalaki atau tetua adat.
Mosalaki akan mengoleskan batu pertama dengan darah Binatang yang telah diritualkan secara turun-temurun.
Di Kampung Adat Puutuga terdapat rumah adat Ambu, dan Rumah Adat Kedah. Rumah Adat Ambu merupakan rumah adat yang biasa dihuni oleh Masyarakat
Sedangkan Rumah Adat Kedah menjadi tempat berkumpulnya para tetua adat.
Upacara Adat Puutuga
Setiap kampung Adat di Nusa Tenggara Timur memiliki ritual adat tertetu, seperti hal nya di Kmapung Adat Puutuga.
Di Kampung Adat Puutuga terdapat sebuah pesta adat yang telah dilakukan secara turun temurun.
Pesta adat ini dilakukan di Bulan September setiap tahunnya. Mosalaki atau tetua adat akan berada di Tengah dan menyanyikan lagu.
Sedangkan penari akan melingkari Mosalaki dengan berpegangan tangan, hal ini melambangkan persatuan dari setiap warga di Kampung Adat Puutuga.
Setiap penari akan mengenakan bawahan kain tenun khas Flores, dan akan menari dengan menggerakkan kaki ke kanan ke kiri.
Pesta dilakukan di dekat makam leluhur yang pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Ende. Hanya saja di Tengah pesta adat tidak terdapat batu tempat untuk persembahan sesaji.
Baca juga : 8 Cafe di Labuan Bajo Yang Ada Live Music
Alat Musik Tradsional Puutuga
Di Kampung adat Puutuga terdapat alat music yang biasa dimainkan oleh Masyarakat setempat, bentuknya seperti gong namun cara memainkannya ditabuh seperti drum.
Terdapat stick yang terbuat dari kayu untuk menabuh gong tersebut, diameter sekitar 25-30 cm. di bagian Tengah gong terdapat plat kecil dengan ukuran 1,2 milimeter hingga 2 milimeter.
Satu set gong dihargai sekitar 25 juta hingga 30 juta, tergatung request dari ukuran plat.
Alat music ini digunakan dalam upacara adat, bunyi gong menandakan sakralnya acara adat. Selain gong, gendang juga menjadi alat music tradisional di NTT.
Hanya saja pengrajin dari alat music tradisional Ende tersebut terbilang langka, sehingga perlu pelestarian ulang dan regenerasi pengrajin.