Destinasi wisata yang mulai banyak dikenal oleh masyarakat adalah Cagar Alam Watu Ata, mengunjungi Watu Ata kita akan mendapatkan banyak manfaat.

Selain keindahan alamnya, Cagar Alam Watu Ata menyimpan cerita yang sarat akan pesan moral.

Watu sendiri merupakan arti dari Batu, sedangkan Ata adalah Manusia. Jadi Watu Ata adalah batu yang berasal dari manusia.

Ketika kita mengunjungi Cagar Alam Watu Ata, kita akan menemukan banyak bebatuan besar yang menyerupai manusia, konon katanya batu tersebut asalnya dari manusia yang dikutuk oleh alam.

Mengenal Cagar Alam Watu Ata

Bukit Cagar Alam Watu Ata – Arsen Wio

Lokasi Cagar Alam Watu ada berada di tiga lokasi Kecamatan. Kecamatan Aimere, Kecamatan Bajawa  dan Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Jika dari Labuan Bajo, lokasinya lumayan jauh dengan jarak sekitar 271 KM dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 7 jam 30 menit.

Cagar Alam Watu Ata merupakan salah satu perwakilan tipe ekosistem hutan dataran sedang di Nusa Tenggara Timur, yang memiliki ketinggian diatas 1000 meter diatas permukaan laut.

Baca juga : Penginapan Murah di Bajawa dan Harganya

Pemandangan Watu Ata
Pemandangan Watu Ata – vins mada

Watu Ata juga menjadi daerah resapan air, sehingga keberadaannya sangat penting bagi ketersediaan air di Kabupaten Bajawa.

Seperti yang kita ketahui, bahwa Cagar Alam adalah suaka alam yang memiliki ciri khas flora dan fauna di dalamnya.

Tumbuhan yang terdapat di Cagar Alam Watu Ata salah satunya adalah Eucalyptus Urophylla, sedangan satwa yang terdapat di Cagar Alam Watu Ata ada Kera, Elang dan burung Tekukur.

Mengunjungi Cagar Alam Watu Ata adalah pilihan tepat bagi wisatawan yang menyukai eksplore alam dan pecinta hewan.

Legenda Watu Ata

Bebatuan di Cagar Alam Watu Ata – Arsen Wio

Keunikan lain dari Cagar Alam Watu Ata adalah cerita sejarahnya. Konon katanya batu-batu an besar yang terdapat di Watu Ata adalah kumpulan Manusia yang dikutuk menjadi batu.

Cerita mula nya, terdapat salah satu wilayah di Kabupaten Ngada atau bisa disebut sebuah kampung.

Di Kampung tersebut warga menjalani kehidupan seperti pada umumnya, hingga suatu Ketika terdapat salah satu ibu yang menyusui.

Menurut kepercayaan warga setempat, ibu yang menyusui tidak diperkenankan meninggalkan rumah, karna menghindari gangguan dari roh jahat atau Polo dalam Bahasa Bajawa.

Ibu tersebut berniat memasak air, karna tidak diperkenankan keluar rumah, akhirnya ibu tersebut menyuruh anjing peliharaannya untuk mengambil api pada warga lain yang sedang memasak air.

Dengan meletakkan serabut kelapa pada ekor anjing. Karna panasnya api sehingga anjing tersebut berlarian, mengetahui hal tersebut warga tertawa melihat anjing yang kepanasan.

Lalu alam pun murka, terjadi gempa dan manusia serta hewan yang berada di kampung tersebut dikutuk menjadi batu.

Air panas mendidih yang sedang dimasak tadi berubah menjadi sumber mata air panas yang diberi nama Malanage.

Pesona Watu Ata

Bukit Cagar Alam Watu Ata
Camping di Bukit Cagar Alam Watu Ata – vins mada

Keindahan Cagar Alam Watu Ata selain keistimewaan dari flora dan fauna di dalamnya, kita juga bisa melihat awan dari jarak dekat.

Cagar Alam Watu Ata dikenal sebagai bukit diatas awan, seperti halnya di Pegunungan Dieng yang kita bisa melihat awan secara langsung.

Bukit Watu Ata seperti savana yang indah, dengan rerumputan dan ilalang di sekitarnya. Di atas bukit juga dibangun patung Bunda Maria.

Kita bisa mengambil foto di spot bebatuan besar yang menyerupai manusia, di dekat patung Bunda Maria ataupun di perbukitan dengan berlatarkan awan yang indah.

Jika kita ingin berfoto di samping batu Bunda Maria, kita harus menyusuri tangga untuk bisa sampai, karna patung Bunda Maria di bangun di atas bukit.

Dia atas bukit tersebut kita akan melihat hijau nya pepohonan, dan kabut yang tebal menyelimuti alam sekitar

Ketika mengunjungi Cagar Alam Watu Ata, kita bisa membawa kursi lipat, alas ataupun alat camping yang lain. Dan tidak lupa juga membawa bekal makanan ataupun minuman.

Dengan sejenak menikmati alam, sambil melihat gumpalan awan di depan mata, dan menghirup secangkir kopi, tentu menjadi suatu aktivitas yang sangat menyenangkan bukan !

Tapi jangan lupa untuk membawa serta sampah dari bekal makanan dan minuman anda.

Waktu yang tepat untuk mengunjungi Cagar Alam Watu Ata adalah di pagi hari dengan menikmati embun yang menyejukkan atau bisa juga di sore hari sambil menikmati senja yang indah.

Bagaimana? Apakah anda tertarik mengunjugi Cagar Alam Watu Ata? Segera ajak teman dan bestie untuk sama-sama menikmati keindahan alam dari watu Ata.

 

You might also enjoy:

× Chat Admin