Di tengah panorama alam yang menakjubkan, Pulau Flores juga menyimpan kekayaan budaya yang tidak ternilai.
Ada beberapa desa wisata yang masih menjaga warisan budaya dan kearifan lokal, Ini tidak hanya berurusan dengan cerita nenek moyang dari masa lalu, tetapi juga dengan tradisi yang masih hidup.
Kali ini, ada 5 Kampung adat yang bisa kamu kunjungi sebagai destinasi wisata di Flores.
Yuk langsung saja kita Jelajahi keunikan budaya dari 5 kampung adat di Flores dan rasakan kehidupan tradisional yang kaya dengan filosofi!
1. Desa Wae Rebo – Manggarai
Selamat datang di Desa Wae Rebo, desa terpencil dan tersembunyi di tengah perbukitan Pulau Flores. Desa Wisata Wae Rebo dikenal sebagai desa terdingin dan tertinggi di Indonesia.
Letaknya yang berada di 1.200 meter di atas permukaan laut, membuat desa ini cukup jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.
Menginjak kaki di desa ini, sobat akan merasakan keajaiban budaya yang datang dari kehangatan dan keramahan penduduk setempat.
Desa Wae Rebo juga menjadi rumah bagi 7 rumah Mbaru Niang.
Untuk mencapai desa ini, sobat akan mengunjungi jalan berkelok-kelok di tengah hutan lebat, sawah yang hijau nan subur dan juga pemandangan sungai yang berair jernih.
Setiap ada jalan yang sulit, pasti akan ada kebahagiaan menanti.
Dalam ketenangan dan kegembiraan Wae Rebo, setiap langkah yang sobat lalui, pasti akan terbayar dengan pemandangan alam yang memukau.
Selain itu, sobat juga akan menemukan harmoni yang hilang dalam kehidupan modern Ibu Kota, dan pasti akan menjadi pengalaman yang mahal seumur hidup.
2. Desa Bena – Bajawa
Membuka pintu keajaiban budaya dari Suku Ngada di Desa Wisata Bena. Sebuah kampung adat yang letaknya di tengah-tengah lereng pegunungan Flores.
Desa Bena juga menjadi salah satu destinasi yang tak boleh dilewatkan bagi siapa pun yang ingin menyelami kehidupan tradisional dan tradisi leluhur leluhur Pulau Flores.
Saat mengunjungi desa ini, sobat akan di sambut oleh pemandangan menakjubkan dari rumah-rumah adat tradisional yang tersebar di sepanjang jalan setapak.
Rumah-rumah adat ini terbuat dari kayu dan dinding batu yang kokoh, untuk bagian atap di beri jerami yang tinggi.
Keunikan dari rumah adat ini terletak pada struktur pintu kayu yang di ukir dengan motif tradisional yang rumit.
Rumah-rumah adat ini juga dihias dengan berbagai ornamen ukiran kayu yang indah, menceritakan legenda dan sejarah Suku Ngada.
3. Desa Belaraghi – Ngada
Hampir seperti desa tradisional yang dikelilingi oleh alam yang indah.
Desa Wisata Belaraghi juga menawarkan pemandangan pegunungan yang menambah ketinggian dan hutan tropis yang hijau.
Udara segar dan kesunyian alam akan menyambut kedatangan sobat.
Keunikan Desa Wisata Belaraghi tidak hanya terletak pada keindahan alamnya. Desa ini juga dikenal karena kehidupan tradisionalnya yang masih terjaga dengan baik.
Ketika sobat berjalan melewati daerah penduduk, kamu akan menemukan rumah-rumah adat yang terbuat dari anyaman bambu dan ilalang.
Arsitektur rumah-rumah ini menjadi sebuah representasi dari kerajinan kerajinan tangan penduduk setempat yang tidak perlu diragukan lagi.
Berinteraksi dengan penduduk setempat akan memungkinkan Anda memahami lebih dalam tentang kehidupan sehari-hari tradisi mereka.
4. Desa Wologai – Ende
Sebuah Desa wisata yang tersembunyi di kaki Gunung Ebulobo, Kabupaten Ende.
Dalam perjalanan ke desa ini, sobat akan menyaksikan keajaiban alam yang luar biasa dan kekayaan budaya yang luar biasa terjaga dengan baik.
Di sini kamu juga bisa menemukan rumah adat yang dibangun dari anyaman bambu dan jerami.
Selain itu, penduduk setempat juga akan menyambut kedatanganmu dan memperkenalkan kamu pada kehidupan budaya mereka yang terbentuk dari tradisi dan adat istiadat Suku Ende.
5. Desa Jopu – Ende
Desa ini terletak di Kabupaten Sikka, Desa Jopu menjadi destinasi yang syarat akan keajaiban budaya Suku Lio.
Selama mengunjungi Desa Jopu, Anda akan diterima dengan keramahan penduduk.
Seperti layaknya khasanah bahwa tamu adalah raja, maka seperti itulah masyarakat Desa Jopu memperlakukan tamunya, seperti menyediakan minum dan menyambut dengan makan ayam hasil buruan.
Tidak hanya itu, Anda akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan keseharian mereka yang selalu memakan sirih sebagai cemilan sore hari di depan rumah.
Jika di Desa Wae Rebo memiliki Mbaru Niang sebagai ciri khas, maka di Desa Jopu mereka memiliki Sa’o ria yang artinya Tenda Bewa atau rumah besar.
Rumah besar, atau rumah adat ini di gunakan untuk acara-acara adat dan keagamaan.
Di Sa’o ria juga memiliki kepala adat atau kepala suku “musalaki” dalam setiap rumah, biasanya musalaki adalah seorang anak laki-laki pertama dari keturunan asli suku Lio.
Dalam keseharian masyarakat Jopu yang kental dengan nilai-nilai adat, sebelum memasuki rumah Sa’o, mereka memiliki tata cara adat khusus untuk memasuki rumah mereka.
Selanjutnya masyarakat Jopu memiliki pantangan tersendiri ketika berada di dalam rumah, yaitu dilarang untuk melihat atap rumah. Wah cukup unik ya budaya adat suku Lio!
Dalam petualangan tak terlupakan di Pulau Flores, tulisan ini telah menjelajahi sejumlah desa Wisata yang memesona.
Dari Waerebo yang tersembunyi di perbukitan, Bena yang memikat dengan rumah-rumah adatnya, Belaraghi yang menawarkan kehidupan tradisional yang autentik.
Wologai yang memesona dengan keindahan alamnya, hingga Jopu yang memperkenalkan keajaiban budaya Suku Lio.
Baca juga : 6 Daftar Pelabuhan di Labuan Bajo Yang Harus Kamu Tahu
Setiap kampung adat di Flores memiliki daya tarik dan pesonanya sendiri.
Flores, dengan pesona budaya dan keindahan alamnya telah menginspirasi kita untuk menjaga dan menghargai warisan budaya serta menjaga keindahan alamnya hingga hari ini.
Dari sini, kita menjadi mengerti bahwa keberlanjutan budaya dan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama.
Dengan terus menjaga, mari kita terus rayakan keajaiban pulau ini dan merencanakan petualangan berikutnya di Flores yang memukau!